DON DASCO, JURU DAMAI DI BALIK REKONSILIASI POLITIK NASIONAL

Spread the love

Jakarta, elangmasnews.com,- 10 April 2025 – Dalam sebuah pertemuan mendadak yang berlangsung pada malam hari tanggal 8 April, Presiden terpilih Prabowo Subianto menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Pertemuan dua tokoh penting bangsa ini menandai babak baru dalam upaya rekonsiliasi nasional. Meski isi pembicaraan tak diungkap ke publik, sejumlah tokoh menilai pertemuan tersebut membawa hawa sejuk di tengah suhu politik yang sebelumnya memanas.

“Adem suhu politik,” ujar Kyai Haji Jusuf Hamka alias Babah Alun singkat, menanggapi pertemuan itu.

Dalam konteks global, dunia tengah berada dalam pusaran perubahan besar. Masa transisi yang dikenal sebagai “Thucydides Trap” – teori bahwa persaingan antara kekuatan lama (AS) dan kekuatan baru (China) berpotensi memicu konflik – memberi dampak nyata ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Harvard University’s Belfer Center mencatat, dari 16 kasus sejarah, 12 di antaranya berujung perang ketika kekuatan baru menantang status quo.

Namun, sejumlah pakar seperti David Daokai Li dan Victor Davis Hanson mengkritisi validitas teori tersebut dalam konteks modern, terutama antara AS dan China. Terlepas dari perdebatan akademik itu, dampaknya terasa di tanah air: proxy war, tekanan asing, hingga manuver kekuatan lokal yang ingin mengguncang stabilitas politik.

Di tengah situasi inilah, figur seperti Don Dasco – nama panggilan akrab Sufmi Dasco Ahmad – memainkan peran vital. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu disebut sebagai aktor kunci dalam upaya menyatukan dua kekuatan besar politik nasional: PDIP dan Pemerintahan Prabowo-Gibran.

Don Dasco disebut sebagai operator utama rekonsiliasi, mediator lintas kubu, dan juru damai yang membawa misi persatuan. Ini bukan kali pertama ia melakukannya. Sebelumnya, bersama Kepala BIN Budi Gunawan, Don Dasco sukses mengorkestrasi “Rekonsiliasi MRT” antara Prabowo dan Jokowi pasca Pilpres 2019 – langkah awal yang membuka jalan bagi Prabowo menjadi presiden.

Kali ini, di tengah ancaman disintegrasi, tekanan geopolitik, dan potensi instabilitas domestik, peran Don Dasco kembali mengemuka. Ia berhasil membangun jembatan antara Prabowo dan Megawati – dua kekuatan yang sebelumnya saling berseberangan.

“Persatuan nasional adalah kunci menghadapi percepatan perubahan global,” ujar pengamat politik Zeng Wei Jian. “Dan Don Dasco adalah tokoh di balik layar yang memastikan proses itu berjalan.”

Megawati sendiri dikenal sebagai “Resi Politik” – pemimpin dengan intuisi tajam dan naluri kuat. Kepercayaannya tidak mudah diberikan. Menurut sumber internal, hanya mereka yang bersih, jujur, dan lurus yang dapat mendekati lingkaran kepercayaan Megawati. Fakta bahwa Don Dasco bisa menembus lapisan itu menandakan kalibernya sebagai tokoh pemersatu.

Peran penting ini membuat Don Dasco dijuluki sebagai “Pemersatu”, sejajar dengan tokoh legendaris dalam epos Mahabharata, Lord Krsna, yang menjadi juru damai antara Pandawa dan Kurawa.

“Usaha mempersatukan dua kekuatan besar tidak pernah mudah. Tapi perjuangan itu akan dikenang rakyat, seperti Lord Krsna,” ujar Zeng.

Kini, dengan meredanya tensi politik dan terbukanya jalan rekonsiliasi nasional, nama Don Dasco menguat sebagai simbol persatuan. Di tengah gempuran upaya penghitaman citra, loyalitas dan dedikasinya bagi negara justru semakin bersinar.

“Seluruh kader Partai Gerindra dan masyarakat menyatakan: Salute!” pungkas Zeng.(Red)


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights