Dewan Penasehat Spiritual DPP LSM ELANG MAS Jacob Ereste : Tipu Daya Model Dewata Cengkar dan Dasamuka Yang Serba Palsu Tidak Bermoral
Banten,-elangmasnews.com – Yang dipuja berakhir cercaan dan hinaan akibat kebohongan dan penipuan, bahkan keculasan yang mengingkari semua janji, sehingga hampir seluruh penduduk kampung menghujat dan marah seperti air di musim penghujan yang tercurah dari langit.
Dan Tuhan pun mungkin terperangah kaget, seakan teringat kepada Fir’aun yang terkutuk, Korun yang tamak, melebihi sikap penjajah yang rakus membuat kerusakan sistem hukum, tatanan sosial dan akhlak manusia yang menjadi pemujanya cuma untuk hidup dari harta kekayaan yang dia miliki dari menipu dan maling.
Begitulah kekuasaan palsu yang dibangun dari serba-serbi palsu tiada integritas, tanpa etika dan moral pasti mendapat azab yang setimpal sebelum ajal, hingga akhirnya mati dengan siksa yang perih, setimpal dengan jerit rakyat yang terbelenggu dan menyesakkan dada.
Begitulah pemimpin yang busuk dan zalim bersembunyi dibalik pencitraan dan kebohongan — serba palsu — meninggalkan monumen sejarah kelam yang paling buruk diantara yang terburuk. Sepanjang rentang diorama hidupnya terbukti imitasi alias palsu dalam satu dinasti yang pernah ada di bumi.
Sejarah telah mulai tersusun, mencatat semua kedegilannya yang absurd sekaligus nyeleneh. Tak pernah ada dalam tradisi dan budaya manusia purba sekalipun.
Raja kepradah penuh kepalsuan menindas dengan cara santun. Wajah tiran terbaru sepanjang sejarah manusia di muka bumi. Lantaran mau dan mampu merusak semua tatanan dan sistem hukum serta perundang-undangan hingga konstitusi negara yang berlaku.
Politik adu-domba yang dia bangun dengan membiarkan perilaku korup untuk dijadikan senjata pamungkasnya menjadikan semua cecunguknya menjadi sandra, penghiba dan penghamba setelah menjadi penghisap darah rakyat.
Inilah bencana terparah sepanjang sejarah, perubahan revolusi moral yang diartikan amoral. Nawacita jadi derita. Bantuan sosial menjadi pembungkus bancakan keluarga dan kroninya, membuat cara korupsi terbaru melalui perijinan atas nama kepentingan nasional hingga bisa mengkapling wilayah adat hingga hutan dan laut bahkan pulau seperti punya nenek moyangnya sendiri.
Karena itu, dia sendiri dipenuhi warna-warni wajah munafik. Sebab semua serba palsu sejak awal hingga hidupnya sendiri pun mungkin palsu. Seperti tempe yang mengingkari asalnya dari kacang kedelei.
Hipokrit ! Lupa diri kalau sesungguhnya dia bukan apa-apa dari sejarah tradisi maupun budaya masa lalu, sehingga cukup beralasan untuk disebut anak haram dari sebuah republik yang dibangun dengan keyakinan dan perjuangan yang penuh keikhlasan untuk hidup harmoni bersama, bukan untuk keluarga.
Itulah gambaran nyata dari kapling hak ulayat yang tak hanya sebatas wilayah dan tanah, tapi juga kapling kekuasaan dalam ambisi birahi membangun dinasti seperti pada era Dewata Cengkar yang kemaruk. Meski bertubuh kerempeng dan kurus. Tidak memiliki legitimasi moral yang patut dipuji.
Pengkhianatan pada amanah rakyat, memang tidak ada dalam topik diskusi ketatanegaraan dalam kepalsuan yang serbaneka pembawaannya sejak lahir.
Semua itu hanya menjadi warisan gen yang turun menurun dalam sunnatullah yang final. Lantaran kepastian dari Tuhan tidak ada transaksi tawar-menawar. Persis kutukan yang pasti akan dia terima juga.
Realitasnya begitulah hukuman rakyat telah didengar oleh langit. Azab telah mulai membasahi sekujur tubuhnya bersama keluarganya telah membuat bencana yang penuh noda dalam peradaban manusia kembali jauh tersuruk dalam kisah Dasamuka yang jahat dan penuh kepalsuan. Tidak bermoral (**)
