Dewan Penasehat Spiritual DPP LSM ELANG MAS Jacob Ereste : PBB dan Inggris Tidak Bertanggung Jawab Terhadap Agresor Israel Yang Diprovokasi Amerika Perang di Palestina
Banten,-elangmasnews.com // Setelah Kekaisaran Persia (Iran) menaklukkan Babilonia, orang Yahudi diizinkan kembali ke Yerusalem. Padahal, komunitas Yahudi sudah ada sebelum dan sesudah Nabi Musa. Ketika itu, Alexandria menjadi pusat Yahudi Hellenistik. Mereka disebut Yahudi Hellenistik karena hidup dan beradaptasi dengan budaya Yunani (Hellenisme) setelah penaklukkan Alexander Agung pada abad ke-4 SM.
Jadi gabungan tradisi Yahudi dengan bahasa, filsafat dan seni Yunani sempat membuat budaya Yahudi saat itu jadi berkembang dalam konteks Mediterania yang luas, meski tetapi mempertahankan keyakinan dan praktek agama mereka.
Jadi setelah kekaisaran Persia dibawah Raja Koresy Agung (Cyrus the Great) menaklukkan Babilonia pada tahun 539 SM, banyak orang Yahudi sebelumnya yang terbilang ke Babilonia boleh kembali ke Yerusalem.
Dekrit yang dikeluarkan oleh Raja Koresy memberi kebebasan bagi bangsa Yahudi untuk membangun kembali Bait Suci dan memulihkan kehidupan keagamaan mereka. Tapi jauh sebelum itu terjadi, Kerajaan Yehuda dibawah Raja Salomo antara Abak ke-10 SM sudah ditaklukkan oleh Babilonia sehingga Kerajaan Yehuda terbelah Menjadi Israel Utara dan Israel Selatan.
Penaklukkan itu terjadi pada tahun 586 SM ketika Babilonia berada di bawah kekuasaan Raja Nebukadnezar II. Dia menaklukkan Yehuda dan menghancurkan Yerusalem dan Baik Suci pertama, serta membawa banyak orang Yehuda ke pembuangan di Babilonia.
Sedangkan Kerajaan Israel Utara pada tahun 722 SM ditaklukkan oleh Kerajaan Asyur dibawah Raja Salmanasar V dan Raja Sargon II. Kerajaan Israel Utara di Samaria dikepung oleh pasukan Raja Salmanasar V. Sedangkan Raja Sargon II sebagai penerus dari penaklukkan Israel Utara dengan mengusir orang Israel Utara, hingga tidak kurang dari sepuluh sukunya yang hilang dan punah.
Jadi jelas, setelah ribuan tahun orang-orang Yahudi dari Israel meninggalkan tanah yang dijanjikan Tuhan itu, telah mereka tinggalkan sehingga dapat dibayangkan seperti semak belukar yang dirawat oleh suku bangsa Palestina sejak keoknya Kerajaan Israel pada tahun 722 SM kepada Asyur di wilayah itu.
Maka itu, klaim Israel yang tak lagi punya kampung halaman pun hilang dari peta dunia. Sejak itu, berkibarlah Raja Hizkia (Hezekiah) yang memerintah antara tahun 715 SM sampai 686 SM yang terkenal reformisnya terhadap agama dan perlawanan yang kuat terhadap Asyur.
Hingga pada tahun 1948 — setelah ribuan tahun meninggalkan Isreal dan menjadi benalu di berbagai negara, termasuk Indonesia — setelah gerakan zionis gaduh dan membuat negara Israel yang dikenal sekarang.
Ini semua hasil provokasi Inggris yang tendensius untuk mendapat dukungan akibat kebangkrutan dari Perang Dunia II dan terjadinya Holocaust, berbondong-bondong kembalinya orang Yahudi ke Palestina setelah diusir dari Perancis (1182), diusir dari Inggris (1290), diusir dari Portugal (1497), diusir dari Jerman, Itali, Hungaria, Cekoslovakia, Rusia, Swiss pada abad 13 dan abad 14 yang mengucilkan Yahudi terkait masalah sosial, politik, ekonomi dan agama mereka yang hendak mendominasi negara yang mereka tumpangi itu.
Janji Inggris untuk Yahudi yang disebut Deklarasi Balfour dikeluarkan pada 2 November 1917. Inggris menyatakan tanah nasional bagi Yahudi di Palestina dengan syarat tidak mengganggu hak sipil agama di Palestina.
Surat dari Arthur Balfour — Menteri Luar Negeri Inggris kepada Baron Rothschild, tokoh Yahudi yang sangat berpengaruh ketika itu dijadikan dasar dukungan internasional pada gerakan zionisme dan menjadi mandat Inggris atas Palestina (1920-1948) yang melibatkan Liga Bangsa-bangsa.
Inilah yang menjadi awal konflik Arab-Israel yang melegitimasi berdirinya negara Yahudi di tanah bangsa Arab Palestina yang tekun merawatnya sejak jaman Nabi Daud yang terus menjadi sengketa sampai sekarang.
Celakanya, resolusi 181 PBB pada 29 November 1947 culas membagi wilayah Palestina menjadi dua negara : Yahudi dan Arab Palestina serta menjadikan Yerusalem menjadi wilayah internasional yang nyatanya pun tidak konsisten diawasi oleh PBB yang culas itu. Dalam pembagian wilayah ini pun Israel mendapat 56 persen wilayah Palestina dan Arab hanya 43 persen saja dari wilayah yang dikapling-kapling oleh PBB ini.
Dan Israel memproklamasikan kemerdekaannya tahun 1948. Mulailah kericuhan Palestina menolak Israel dan perang pun terjadi hingga tahun 1967 Israel menduduki Yerusalem, dan PBB hanya terdiam tidak melakukan tindakan apa-apa, meski tidak mengakuinya saja secara internasional.
Status wilayah internasional pada Yerusalem pun yang diawasi PBB dicaplok Isreal dengan sekehendak hati mereka sendiri. Akibatnya, dari perang yang terjadi kemudian, Yordania mampu menduduki Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua yang banyak situs Suci yang memiliki nilai keagamaan yang tinggi dan sakral. Dan atas kesepakatan tahun 1994, Yordania menjadi penjaga resmi Situs Suci Muslim di Yerusalem, terutama Majid Al Aqsa. (Tim/Red)