Jakarta 27-28/2023 Elang Mas News – Berdasarkan estimasi global yang dikeluarkan UNAIDS perempuan menanggung beban HIV dan AIDS yang menjadi penyebab utama kematian perempuan usia reproduktif perempuan hamil yang mengidap HIV mempunyai risiko lebih besar mengalami komplikasi kehamilan seperti intake infeksi penyerta termasuk TBC, Pneumonia, dan meningitis karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Memberikan perawatan dan dukungan bagi perempuan yang hidup dengan haid selama kehamilan persalinan, dan masa nifas menghadirkan tantangan unit tidak hanya dalam pencegahan penularan dari ibu kepada anak (PPIA) namun juga bagi kesehatan perempuan itu sendiri menurut estimasi Global terbaru yang dilakukan oleh, 81% perempuan yang hamil hidup dengan menerima terapi antiretroviral (ART) untuk mencegah penularan vertikal HIV melalui program (PPIA) dan hanya 52% anak yang hidup dengan HIV menerima pengobatan pada tahun 2021, UNAIDS memperkirakan 1.700.000 anak dalam kurung 0 sampai 14 tahun hidup dengan HIV secara global. Anak-anak yang hidup dengan hidup memiliki tingkat pengobatan HIV yang lebih buruk dibanding orang dewasa dan mempunyai proporsi komplikasi dan kematian terkait AIDS yang lebih tinggi.
Kasus yang sama juga terjadi di Indonesia di mana pada tahun 2021 terdapat 19.000 anak berusia 0 – 14 tahun yang diperkirakan hidup dengan HIV dan hanya 25%, yang mendapatkan terapi antiretroviral untuk menyelamatkan nyawa titik terdapat 2400 anak yang terinfeksi HIV dan meninggal karena penyakit terkait AIDS pada tahun 2021 rendahnya akses terhadap pengobatan antiretroviral, ditambah keterbatasannya upaya pencegahan, merupakan penyebab utama kematian tersebut, ditambah penularan secara vertikal pada anak tersebut terjadi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui, di mana seorang ibu yang berisikote rahim belum atau tidak didukung untuk tetap negatif HIV atau jika perempuan hamil positif HIV, mereka kesulitan untuk tetap mengakses perawatan dan pengobatan efektif
Program pencegahan penularan dari ibu ke anak ( PMTCT ) merupakan upaya untuk mencegah perempuan usia produktif (15 – 49) tahun yang beresiko atau mengidap HIV agar tetap sehat dan juga untuk pencegahan infeksi pada bayinya selama proses kehamilan. Meskipun program pencegahan penularan dari ibu ke anak (PPIA) telah berjalan di Indonesia sejak tahun 2006, proporsi ibu hamil yang tertular haid masih tinggi di beberapa kabupaten komanda tahun air pada tahun 2001 menunjukkan secara nasional, hanya 15% dari seluruh ibu hamil dengan yang menerima obat antiretroviral untuk mencegah penularan dari ibu ke anak di Jakarta cakupan bahkan lebih rendah lagi dalam kurung 11%.
Untuk meningkatkan upaya program EMTCT di Indonesia; termasuk mencapai Tripel eliminasi sesegera mungkin, aliansi nasional untuk mengakhiri AIDS pada anak, yang diinisiasi oleh ikatan perempuan positif Indonesia (PIPI) jaringan positif Indonesia (JIP) Lentera Anak Pelangi (LAP) Yayasan Pelita Ilmu (YPI) UNAIDS dan UNICEF Indonesia bermaksud menyelenggarakan simposium EMTCT dengan mengundang pembicara ahli dari kawasan Asia Pasifik.
Acara simposium EMTCT ini diselenggarakan di Royal Hotel Kuningan Jakarta pada hari Senin dan selasa 27-28 November 2023 dalam simposium ini bersifat teknis dan diikuti oleh perwakilan pemerintah dari Kementerian Kesehatan, dokter dan peneliti yang bekerja dalam bidang HIV dan AIDS di Indonesia dan organisasi layanan masyarakat, jumlah peserta sebanyak 150 orang yang hari secara langsung 100 orang akan mengikuti kegiatan secara tatap muka dan virtual online.
Seluruh narasumber dan moderator dalam kegiatan simposium yang didiskusikan oleh panitia penyelenggara dipilih sesuai dengan keahlian, peran dan dedikasi bagi pekerja penanggulangan HIVS pada kelompok perempuan dan anak di Indonesia, penempatan masing-masing narasumber juga telah disesuaikan dengan tema setiap panel kegiatan. Seluruh narasumber dan moderator melengkapi kebutuhan administrasi dan publikasi kegiatan berupa self portrait foto, CV serta bio singkat dan PPT materi bagi narasumber individu (non panel) narasumber dan moderator dari Indonesia
Kegiatan simposium Ini mendapat dukungan dana dari UNAIDS Indonesia dengan dukungan tambahan dari UNICEF Indonesia dan Kementerian Kesehatan
( Released Symposium EMTCT/ YANI HANDAYANI)