ElangmasNews.com Lebak – Proyek revitalisasi gedung Sekolah Khusus SKhn 03 Lebak di desa Kadujajar kecamatan Malingping Kabupaten Lebak banten yang didanai oleh APBN Tahun Anggaran 2025 melanggar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Proyek senilai kurang lebih Rp1,4 milyar tersebut diduga melanggar standar k3 serta menggunakan material yang tidak sesuai spesifikasi teknis, yakni menggunakan pasir laut.
Berdasarkan pantauan awak media di lapangan, sejumlah pekerja proyek terlihat mengabaikan aspek keselamatan dengan tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib, seperti helm, sepatu keselamatan, dan sarung tangan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius akan potensi kecelakaan kerja di lokasi proyek. Sedangkan selain papan informasi, dipasang juga baliho mengenai K3.
“Kami melihat sendiri para pekerja beraktivitas tanpa APD yang lengkap. Ini sangat berbahaya dan menunjukkan lemahnya pengawasan dari pihak pelaksana proyek, pengawas maupun dinas terkait,” ujar Bucek di lokasi pembangunan pada, Senin (3/11/2025).
“Selain dugaan pengabaian K3, temuan yang lebih mengkhawatirkan adalah adanya indikasi penggunaan pasir laut sebagai bahan campuran adukan semen,” cetusnya.
Pasir laut secara teknis memiliki kandungan garam klorida yang tinggi, yang dapat menyebabkan korosi pada tulangan besi dan mempercepat kerusakan struktur bangunan dalam jangka panjang.
Bucek juga menyayangkan dengan penggunaan material ini jelas melanggar standar teknis konstruksi bangunan sekolah yang seharusnya mengutamakan keamanan dan ketahanan,tambahnya.
“Ada dugaan kuat bahwa material pasir yang digunakan adalah pasir laut. Jika ini benar, kualitas bangunan sekolah ini dipertanyakan dan berisiko membahayakan keselamatan siswa dan guru di masa depan,” ujarnya
Pembangunan ini selaku penanggung jawab Pihak pelaksana di laksanakan oleh Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP).
sampai berita ini di tayangkan awak media terus mencari informasi lebih lanjut kepada pihak terkait. Sementara selaku penanggung jawab pembangunan, Suyadi sedang tidak ada di tempat untuk dikonfirmasi.
Beberapa guru yang ditemui pun enggan berkomentar banyak mengenai pengerjaan kontruksi yang sedang dibangun.







