Skandal Pembobolan Gudang KPU Subang : Isu Keterlibatan Orang Dalam Dan Hilangnya CCTV 

Skandal Pembobolan Gudang KPU Subang : Isu Keterlibatan Orang Dalam Dan Hilangnya CCTV 
Spread the love

Skandal Pembobolan Gudang KPU Subang : Isu Keterlibatan Orang Dalam Dan Hilangnya CCTV 

Subang,-elangmasnews.com -Kasus pembobolan gudang logistik surat suara bekas Pemilu 2024 di Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Subang, yang sempat diklaim Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pencurian biasa, kini diselimuti berbagai kejanggalan.

Hasil investigasi di lapangan mengarah pada dugaan adanya skenario yang lebih rumit, bahkan mengindikasikan adanya keterlibatan orang dalam.

Sejumlah fakta mencurigakan ditemukan di lokasi kejadian perkara (TKP). Tim investigasi menemukan, bahwa pintu dan jendela gudang tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat paksa, sebuah anomali besar untuk kasus pembobolan. Satu-satunya kerusakan fisik adalah pecahnya kaca jendela di sisi kiri gedung.

Analisis terhadap jendela yang rusak menunjukkan sebuah anomali. Secara logika, upaya masuk secara paksa dengan memecahkan kaca dari luar akan mengakibatkan serpihan kaca jatuh ke sisi dalam gedung. Akan tetapi, fakta di Tempat Kejadian Perkara (TKP) menunjukkan hal sebaliknya: pecahan kaca justru ditemukan di sisi luar.

Bukti fisik ini menguatkan dugaan bahwa kerusakan tersebut merupakan rekayasa. Skenarionya adalah jendela sengaja dipecahkan dari dalam untuk membuat alibi palsu seolah-olah telah terjadi pencurian yang diawali dengan pembobolan paksa.

Modus Operandi Profesional dan Peran Orang Dalam

Berdasarkan perkiraan volume surat suara yang mencapai puluhan ton, pelaku diduga menggunakan truk besar untuk mengangkutnya sekali angkut, bukan mobil pick-up yang harus bolak-balik, selain menyita waktu tingkat diketahui orang lebih tinggi.

Modus ini menyiratkan aksi yang terencana matang dan dikerjakan dalam satu kali operasi besar untuk menghindari kecurigaan.

Selain itu, dugaan kuat mengarah pada keterlibatan orang dalam (ordal) dan pemain proyek jual beli kertas yang memahami harga dan kualitas kertas bekas, dan kejadian ini menunjukkan bahwa ini bukan sekadar pencurian acak.

Dugaan kuat lainnya adalah keterlibatan orang dalam. 

Aksi diyakini tidak dilakukan sendirian, melainkan oleh kelompok bergerombol yang terdiri dari sekitar 10 orang. Keterlibatan orang dalam menjadi kunci karena pelaku mengetahui situasi lokasi secara detail. Mereka tahu kapan waktu terbaik untuk beraksi, yaitu pada siang hari  di akhir pekan atau hari libur saat staf SKB tidak ada yang bekerja.

Aksi pada siang hari adalah langkah berani dan aman jika ada keterlibatan orang dalam otomatis akan mengkondusikan disekeliling lokasi TKP dan para pelaku memiliki informasi lengkap dan yakin situasi sangat kondusif.

Fakta ini diperkuat dengan hilangnya barang bukti penting.

Andri, staf SKB mengungkapkan, perangkat CCTV gedung sudah tidak berfungsi sejak pelantikan bupati dan wakil bupati Subang pada Februari 2025.

“Sejak pilkada selesai, CCTV sudah tidak ada,” kata Andri.

Hilangnya rekaman CCTV secara signifikan menghilangkan jejak pelaku dan menyulitkan penyelidikan. Ini mengindikasikan adanya upaya sistematis untuk menutup-nutupi jejak kejahatan.

Dengan banyaknya kejanggalan yang terkuak, pertanyaan besar kini mengarah pada motif di balik pencurian. Apakah ini murni aksi pencurian barang bekas untuk dijual, atau ada skenario lain yang lebih kompleks?

Kepolisian Subang dituntut untuk membongkar tuntas misteri ini, mulai dari mendalami keterlibatan orang dalam hingga mengungkap tujuan akhir dari hilangnya ribuan surat suara tersebut. (Hrn.Tim/Red)


Spread the love

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *