Jakarta Selatan, elangmasnews.com,- 13 Juli 2025 — Dalam suasana penuh kehangatan dan kebijaksanaan, Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) menggelar silaturahmi dan diskusi santai bersama Bhante Dhammasubho Mahathera di Wisma Sangha Theravada, Jalan Margasatwa No. 9, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Acara ini dipimpin langsung oleh Pemimpin Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu, dengan kehadiran para sahabat dan kerabat GMRI.
Bhante Dhammasubho Mahathera, seorang bhikkhu yang dikenal luas akan pengetahuan sejarah dan budaya, berbagi pandangan tentang kesederhanaan hidup seorang bhikkhu. “Hidup Bhikkhu itu sangat simpel, tidak terlalu banyak keperluan. Dari makan sampai pakaian, semuanya sangat sederhana,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, Bhante Dhammasubho juga menyoroti dinamika perkembangan ajaran Buddhis di Nusantara, khususnya keberadaan Perguruan Tinggi Buddhis di Sumatra pada abad ke-4 hingga ke-6, yang dikenal sebagai Nalanda — lanjutan dari pusat pendidikan Buddhis di India sebelum mengalami keruntuhan.
Ia mengisahkan runtuhnya Kampus Nalanda di India akibat kebakaran hebat yang berlangsung selama enam bulan, membakar habis perpustakaan dengan sekitar 80 juta jilid buku dan menewaskan ribuan bhikkhu dan pengajar. “Kala itu, Nalanda menampung lebih dari 10.000 mahasiswa dan 1.500 guru pascasarjana,” ungkap Bhante.
Menurut Bhante Dhammasubho, setelah tragedi itu, pusat kebangkitan Buddhis dunia beralih ke Nusantara, tepatnya di Kerajaan Sriwijaya yang berjaya pada masa Prabu Balaputradewa. Sriwijaya tak hanya menjadi pusat perdagangan maritim dunia, tetapi juga pusat spiritual dan pendidikan Buddhis, dengan wilayah kekuasaan meluas hingga Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Melayu, Sumatra, dan sebagian Jawa.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Eko Sriyanto Galgendu juga membagikan rencana acara doa persembahan untuk 71 tokoh bangsa yang akan digelar selama 20 jam non-stop pada 2–3 Agustus 2025. Acara ini akan dilengkapi dengan penerbitan kitab Ma Ha Ismaya, yang berisi profil para tokoh beserta doa-doa khusus sebagai bentuk penghormatan dan persembahan spiritual bangsa.
Jacob Ereste, Dewan Penasehat Spiritual DPP LSM Elang Mas, turut menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini mencerminkan kekuatan spiritual bangsa Indonesia yang unik dan memiliki peran penting dalam kebangkitan kesadaran spiritual dunia. “Bangsa Timur, khususnya Indonesia, memiliki kecerdasan spiritual yang dalam, berbeda dengan Barat yang lebih menonjolkan kecerdasan intelektual dan material,” tambahnya.
Silaturahmi ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu dan kisah sejarah, tetapi juga penegasan bahwa kebangkitan spiritual Nusantara terus menyala — menjadikan Indonesia sebagai cahaya peradaban masa depan yang berlandaskan kebijaksanaan dan kesadaran batin.(Red)