Malang//Elangmasnews.com – Dunia pendidikan kota Malang SDN 2 bakalan krajan Kecamatan Sukun,menjadi sorotan tajam dari wali siswa, terkait pemindahan guru pendidik Bpk.Sartono Muhtar dari SDN 2 Bakalan Krajan.Kamis (18/12/2025).
Informasi yang beredar Orang tua wali murid menolak adanya pemindahan guru Sartono Muhtar, mutasi itu sangat mendadak, saat anak- anak masih mengahadapi ujian sekolah, pihak sekolah kurang tranparasi dalam hal itu.

Saat awak media untuk konfirmasi pihak sekolah,persoalan mutasi atau pemindahan seorang pendidik hal yang wajar, karena tertuang dalam Undang – Undan ASN no 20/2023, peraturan BKN.No.5 Tahun 2019 dan Peraturan pemerintah No.19 Tahun 2017, kita harus mematuhi kapan dan dimana jika ada mutasi wajib untuk dilaksanakan,”imbuhnya
“Pihak sekolah telah terbuka untuk mengajak duduk bersama hadir di ruangan Kantor Kepala sekolah,untuk mencari solusi menyelesaikan beredarnya polemik yang menimpa SDN 2 Bakalan krajan pada saat itu , namun pihak wali murid menolaknya dengan alasan takutnya akan menimpa anak didiknya.

Permasalahan SDN 2 Bakalan Krajan Kecamatan Sukun yang menjadi soroton publik ,pada saat gelar acara penerimaan Rapor siswa didik.
Kepala Sekolah Hanik, sangat kecewa, kenapa wali murid saya berbuat seperti itu, ke sekolahnya sendiri artinya bagaimana beliau cara menjaga kredibiltas sekolah yang baik, belum ada rasa komitmen terhadap pendidikan, sebagai evaluasi dan saya sebagai Kepala Sekolah sudah menyampaikan kepada wali murid ,untuk menyadari hal itu, hanya cerita dari seseorang yang tidak bertanggung jawab,semua informasi ditelan mentah – mentah oleh orang tua siswa semuanya.
Acara penerimaan Rapor, orang tua siswa hadir, saat penerimaan Rapor orang tua siswa semua, jika anak -anak tidak masuk sekolah,pada akhirnya merugikan anak – anak sendiri, ketika mogok tidak masuk sekolah ,dan sekolah selalu peduli, sekolahpun selalu memberi pelajaran yang terbaik bagi anak didik, karena orang tua siswa sebagai patner untuk saling mendukung kegiatan belajar anak didiknya.
Dengan tidak masuknya (mogok) anak siswa kelas IIb, pihak sekolah sangat terpukul dengan adanya anak mogok sekolah ,padahal anak sekecil itupun tidak mengertia apa – apa, jika anak disuruh libur, pasti akan libur, tanpa ada perintah dari orang tua siswa masing – masing,hal itu sangat menyanyangkan bisa terjadi, bagaimana cara mendidik anak yang baik , sebagai orang tua bagaimana menghargai sekolah, cara menghormati sekolah ini perlu kita tanamkan kembali, dan disadarkan.
Guru merasa sedih ,jika melihat para murid tidak masuk sekolah (mogok),hati kita menanggis kalau melihat anak didiknya mogok sekolah, hal itu faktor dari orang tua murid, tanpa ada komando gak mungkin terjadi anak- anak gak masuk sekolah.”,gumannya
Dengan adanya pertemuan ini, dengan orang tua siswa kelas IIb semua sudah clear ,dan semua saling memaafkan agar kedepanya untuk mengevaluasi segala permasalahan harus diselesaikan bersama tanpa harus menyebarkan di media sosial,” jelasnya.
Ditempat terpisah seorang ibu muda yang tidak berkenan menyebutkan identitasnya,pemaparan ibu kepala sekolah yang begitu lama hampir dua jam ,saya sangat mengerti dan paham bagaimana ribetnya segala aturan pemerintah itu, pada akhirnya saya paham dan mengerti semua penjelasannya,dan kami akan mendidik anak saya lebih baik lagi,”imbuhnya.
Terkait masalah PIP(Program Indonesia Pintar) semua pengurusan dari pihak sekolah, namun hingga saat ini anak yang sudah ajukan belum ada yang keluar, hal itu kebijakan dari pusat,”jelasnya wali kelas
“Bagi yang mencintai pendidikan,kesaksian kita dipandang sebagai bau harum,mereka suka berada didekat kita,sebaliknnya bagi yang menolak pendidikan lebih baik selalu membuat isu yang menjadi polemik pendidikan ,terkadang tanpa harus pikir panjang rasa bersikap egois tanpa harus menerima kenyataan,”pungkasnya
(Eddy)







