Pemdes Blanakan Peringati Hari Jadi Desa Blanakan yang ke 118 Tahun, Tokoh Masyarakat Ceritakan Asal – Muasal Desa Blanakan.
Blanakan,Subang,-elangmasnews.com // Blanakan adalah salah satu Desa dari 9 (sembilan) Desa yang ada di Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Desa Blanakan juga merupakan Ibu Kota Kecamatan Blanakan hasil pemekaran dari Kecamatan Ciasem pada tahun 1984 silam.
Pemerintah Desa Blanakan Senin, 23 Juni 2025 Menyelenggarakan Acara Syukuran Hari Jadi Desa Blanakan yang ke 118 Tahun, Peringatan Hari Jadi Desa Blanakan ini merupakan Acara Perdana, sejak berdirinya Desa Blanakan sekitar Tahun 1907, baru kali ini diperingati.
Di bawah Kepemimpinan Solehudin, Pemdes Blanakan memperingati Hari Jadi Desa Blanakan dengan menyuguhkan rangkaian Acara sebagai berikut :
Hari Senin,23 Juni 2025 : Pawai Alegoris, yang akan diikuti oleh Instansi Pendidikan dan Masyarakat Desa Blanakan dari masing-masing Dusun se Desa Blanakan, serta melaksanakan Program PMT dan Pembagian BLT.
Hari Selasa, 24 Juni 2025 : Perlombaan Mewarnai tingkat TK, PAUD dan tingkat SD, serta Lomba Vocal Kategori Anak – anak SD, Remaja, SMP dan SMA.
Hari Rabu dan Hari Kamis, 25-26 Juni 2025 : Pelayanan Publik, melaksanakan Pembuatan KTP dan KK Massal Gratis bagi Masyarakat Desa Blanakan.
Hari Jum’at, 27 Juni 2025 : Pestival Sawangan, yang diikuti oleh Masyarakat Desa Blanakan dan Apresiasi Seni yang diiringi dengan Pentas Seni Sintren Gonjrang
Hari Sabtu, 28 Juni 2025 adalah acara Puncak berupa Hiburan Senam Aerobic, Pembagian Hadiah Perlombaan, Pestival Musik, Potong Tumpeng dan Pagelaran Wayang Golek Praga Suara.
Dibalik Peringatan Hari Jadi Desa Blanakan tersebut, ada Kisah menarik tentang Asal Usul DESA BLANAKAN yang di ceritakan oleh salah soerang Tokoh Masyarakat Desa Blanakan bernama Sunarto Amrullah, saat di wawancarai ia pun menuturkan.
” Waktu saya kelas 4 SD, saya pernah bertanya mengenai Asal – usul Desa Blanakan pada sesepuh Desa Blanakan pak Wedana, sekarang beliau sudah Almarhum, kebetulan saya pernah mencatatnya dan begini ceritanya ” Ucap Sunarto Amrullah.
Pada awalnya Daerah ini masih berupa Hutan yang dihuni oleh 3 ( tiga ) orang, yaitu KI BUYUT KEMPLING, beliau tidak beristeri dan tidak memiliki Keturunan, orang kedua KI BUYUT PAPAN yang memiliki seorang Isteri bernama BUYUT KEBEN, dan yang terakhir adalah KI BUYUT LAWI yang mempunyai Isteri bernama BIYUNG BETIK. Sambung Sunarto Amrullah.
Adapun Desa ini dinamakan BLANAKAN, Karena Pada Waktu itu sekitar Ratusan tahun yang lalu, Konon ada Pasukan Kerajaan yang Raja nya bernama Ki Dampu Awang bersama Permaisuri nya yang sedang Hamil dan Adik nya serta tiga orang Prajurit nya berlayar hendak ke Sumatera menggunakan Perahu yang berisi Perhiasan dan Harta Kekayaan berharga.
Tiba- tiba tepat di Perairan yang sekarang disebut Desa Blanakan, Sang Permaisuri yang dalam Keadaan hamil itu ingin (ngidam) hati Menjangan, karena Cintanya sang Raja kepada Permaisuri, sang Raja pun memerintahkan Prajuritnya yang menjadi Nakhoda untuk menepikan Perahunya ke Pantai.
Sesampainya di Pantai, Sang Raja bersama tiga orang Prajuritnya turun dari perahu dan masuk ke rawa ( Hutan ) untuk mencari (berburu) Menjangan (Rusa), sedangkan Permaisuri dan Adik nya Raja menunggu di perahu.
Setelah Raja bersama Prajurit berada di hutan, Adik nya Raja rupanya memiliki niat jahat untuk menguasai harta dan Isterinya sang Raja, dan Sang Adik pun mulai berani merayu sang Permaisuri, bahkan hendak menggauli nya, namun Permaisuri menolaknya.
Singkat cerita sang Raja dan ketiga Prajurit nya pun kembali ke perahu, dan melihat sang Raja bersama Prajuritnya kembali, sang Adik pun bergegas mengambil pedang lalu memutus Tambang jangkar, Perahu pun hanyut Ketengah, sang Raja bersama Prajurit pun mengejarnya, namun tidak terkejar.
Diatas Perahu, Adik sang Raja makin menjadi – jadi ingin menyetubuhi sang Permaisuri dan Permaisuri pun tetap menolaknya, sambil meronta, sang Permaisuri memegang suling – suling Perahu hingga lepas, seketika Air Laut masuk ke Perahu, akhirny Perahu bersama adik sang raja dan Permaisuri pun tenggelam.
Dari Kejauhan sebelum Perahu tenggelam, Sang Raja sempat mendengar teriakan Permaisuri yang meminta tolong dan meronta – ronta menolak ajakan Adiknya, sang Raja pun berkata kepada Prajuritnya.
” Kalau suatu saat tempat ini rame di beri nama Belanakan ” Gumam sang Raja, yang entah apa makna dari kata Belanakan itu.
Kata ” BELANAKAN ” yang di ucapkan sang Raja, akhirnya di tafsirkan oleh Penduduk Desa Blanakan bermacam – macam, ada yang menafsirkan “BELAH ANAKAN” (Pisah Saudara) karena sang Raja sakit hati dan dendam pada adiknya.
Ada juga yang mengartikan BELANAKAN adalah berasal dari Bahasa Jawa yang maksudnya adalah BELENAKAN atau Pikiran yang tidak Karuan yang waktu itu dialami oleh sang Raja.
Kata BELANAKAN juga ada yang mengaitkan dengan nama ikan yang rasa nya gurih, yaitu ikan Belanak, yang mana konon pada saat Raja sedang berburu Menjangan ( Rusa ) menemukan banyak ikan agak panjang sejenis ikan Belanak. Terang Sunarto Amrullah kepada Awak Media.
” Cerita Desa Blanakan tidak bisa dilepaskan dari Cerita Makam Keramat yang ada di Dusun Karang mulya yang mana orang menyebutnya Makam Keramat Ki Buyut Perahu ” lanjut Sunarto Amrullah.
Bukan hanya sejarah Asal- Usul Desa Blanakan yang ia tahu, ternyata Sunarto Amrullah juga memilik Catatan Kepala Desa Blanakan dari sejak Tahun 1907 Desa Blanakan berdiri, hingga Kepemimpinan Kepala Desa yang sekarang dijabat oleh Solehudin.
Menurut Sunarto Amrullah yang akrab disapa Kang Buron, sejak berdirinya Desa Blanakan, tercatat ada 18 orang Kepala Desa Blanakan.
” Soal sejarah Desa Blanakan yang tadi sudah saya ceritakan, mudah – mudahan saja sesuai dengan kenyataan, adapun yang menjabat Kepala Desa Blanakan tercatat di buku saya ada 18 orang Kepala Desa ” ucap Sunarto Amrullah.
Saya mengetahui Kepala Desa Blanakan yang terdahulu, sama dari pak Wedana,waktu saya bertanya sekitar tahun 1983, ini Susunan nya :
1.Petinggi Bintang ( 1907-1915),
2.Kaswari (1915 – 1920 )
3.Surwi (1920 – 1928 )
4.Tangling ( 1928 – 1936 )
5.Udin Bin Sulaeman ( 1936 – 1944 )
6.Wardi (1944 – 1946 )
7.Amsar ( 1946 – 1951 )
8.Saleh ( 1951 – 1954 )
9.Samsudin ( 1954 – 1966 )
10.M.Zaenal Abidin ( 1966 – 1982 )
11.M.Arodi ( 1982 – 1990 )
12.A’ing Juahir ( 1990 – 1998 )
13.Aan Suyanto ( 1998 – 2003 )
14.Imin Kamseno ( 2003 – 2006 )
15.Agus Nurani,SH ( 2007 – 2010 )
16.H.Kasam Affandi ( 2012 – 2018 )
17.Hj.Isnaeni (2018 – 2024 )
18.Solehudin ( 2024 – )
Seingat saya tahun 2006 dan tahun 2011 terdapat kekosongan jabatan Kepala Desa, kemudian tahun 2006 Pjs.Kepala Desa Blanakan di jabat oleh Heri Susanto, SE. dan Tahun 2011 Pjs.Kepala Desa Blanakan dijabat oleh Toto Nuripto (Almarhum) Pegawai Kecamatan Blanakan, ungkap Sunarto Amrullah.
Profil Desa Blanakan per Tahun 2024.
Desa Blanakan kini mengalami perubahan, hal itu tercatat dalam buku induk Pemdes Blanakan per tahun 2024, bahwa luas Desa Blanakan 980,436 Ha, dengan batas – batas nya yaitu Sebelah Utara Laut Jawa,sebelah Timur Desa Langensari, sebelah selatan Desa Ciasem Baru dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Jayamukti.
Penduduk Desa Blanakan berjumlah 10. 735, yang terdiri dari 5.859 Laki-laki, 4.876. Perempuan dan jumlah KK 3.490. dan jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian, meliputi Buruh Tani 4.266, PNS/TNI/ Polri 11,Pegawai Swasta 315, Buruh 320, Wiraswasta 315, pedagang 210.
Sedangkan sarana dan prasarana, terdiri dari Kesehatan Dokter 3, Bidan 15 dan Puskesmas 1, Pendidikan Madrasah/Pesantren 3, SD/MI 5, SMP/ sederajat 2, dan SMU/ sederajat 2.
” Harapan saya, Berdirinya Desa Blanakan setiap tahunnya dapat di peringati dan tetap di lestarikan, disamping agar mengetahui sejarah Desa Blanakan, juga supaya dapat menggali potensi kreativitas dari warga Desa Blanakan yang di tampilkan dalam setiap Acara Hari Ulang Tahun Desa Blanakan ” Pungkas Sunarto Amrullah. ( H.Ahmad Junaedi )