Banten ,- elangmasnews.com- 15 Juli 2025,- Dewan Penasehat DPP LSM ELANG MAS, Jacob Ereste, Dorong Pemerintah Provinsi Lampung Lebih Serius Mengembangkan Kepustakaan dan Kearsipan Budaya Lokal
Dewan Penasehat Spiritual Dewan Pimpinan Pusat LSM ELANG MAS, Jacob Ereste, menyoroti lemahnya perhatian pemerintah terhadap perkembangan kepustakaan dan kearsipan berbasis budaya lokal di Provinsi Lampung. Ia menyebut, keluhan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Rizki Sofyan, S.STP, M.Si, seperti dimuat dalam Hatioena.com pada 25 Juli 2025, adalah cerminan dari minimnya dukungan nyata dari pemerintah terhadap penulisan dan pelestarian budaya Lampung.
“Kalau benar pengakuan itu jujur, seharusnya diikuti langkah konkret, bukan sekadar keluhan kosong,” ujar Jacob dalam pernyataannya. Ia menambahkan bahwa permasalahan minimnya penulis Lampung bukan karena tidak ada bakat, tetapi karena kurangnya dukungan struktural dan kelembagaan dari pemerintah daerah.
Jacob mengungkapkan bahwa sudah sejak tahun 1980-an para penyair Lampung mengusulkan pendirian lembaga permanen untuk mendukung penulisan berbasis budaya Lampung. Namun hingga kini, gagasan tersebut tak kunjung direalisasikan. “Lampung kaya dengan warisan budaya yang layak diangkat dalam karya sastra dan sejarah, seperti tradisi lisan, struktur keratuan, hingga upacara adat yang unik,” jelasnya.
Ia menilai, pemerintah Provinsi Lampung, khususnya Dinas Kepustakaan dan Kearsipan serta Dinas Kebudayaan, perlu lebih aktif mendorong penulisan budaya lokal. Bentuk dukungan itu bisa berupa penerbitan berkala seperti majalah budaya, lomba penulisan bertema adat, hingga pelestarian aksara Lampung melalui pendidikan dan media.
“Harus ada inisiatif nyata. Misalnya, lomba menulis makna filosofis Siger, atau pagelaran budaya rutin di Taman Budaya. Tidak cukup hanya menunggu habis bulan untuk gajian,” tegasnya.
Jacob juga mengusulkan agar pemerintah membangun dan mengaktifkan kembali Rumah Adat sebagai pusat aktivitas budaya, edukasi, serta promosi wisata dan kerajinan rakyat khas Lampung. Hal itu, menurutnya, sejalan dengan semangat pelestarian budaya Nusantara dan mendukung pariwisata berbasis identitas lokal.
Di akhir pernyataannya, Jacob menekankan pentingnya kolaborasi antara Dinas Kepustakaan dan Kearsipan dengan Dinas Kebudayaan untuk memperkaya khazanah lokal serta meningkatkan minat baca masyarakat terhadap arsip dan literatur budaya Lampung.
“Budaya bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk dijaga, dibaca, ditulis, dan dipentaskan kembali,” pungkasnya.(Red)