Jakarta,ELANGMASNEWS.COM,1 Oktober 2025 – Bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, sejumlah tokoh dan aktivis mendeklarasikan berdirinya Institut Jenderal Besar Soeharto di Gedung Joang, Menteng, Jakarta Pusat.
Deklarasi ini dihadiri berbagai kalangan, termasuk kelompok Aspirasi Emak-emak Indonesia yang dipimpin Wati Salam dan Jatiningsih bersama anggotanya yang khas mengenakan kerudung biru. Salah satu penasehat Aspirasi Emak-emak Indonesia, Ustad Yasid Salman, tercatat sebagai salah satu dari 12 deklarator lembaga tersebut.
Menurut naskah deklarasi, lembaga ini akan berfokus pada bidang kajian, penelitian, serta dokumentasi sejarah. Tujuannya adalah memberikan ruang akademis yang independen dan terbuka bagi generasi muda untuk memahami dinamika sejarah nasional, khususnya masa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Para deklarator menilai, fenomena peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru hingga Orde Reformasi layak dikaji secara komprehensif, baik dari sisi keunggulan maupun kekurangannya. Kajian tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pembanding sekaligus rujukan dalam arah pembangunan Indonesia ke depan, tidak hanya pada aspek fisik, tetapi juga spiritual, sosial, keagamaan, dan kebudayaan.
Sejumlah nama tercatat sebagai deklarator Institut Jenderal Besar Soeharto, antara lain Hartono, R. Ampi Nurkamal Tanudjiwa, Toni M. Aprami, M. Yasid Salman, Mariadi, A. Badawy Saluy, Kun Nurchadijat, Lukman Malanuang, Iskandar Abubakar, Taufik Rudolf Sigar, Wawan Ridwan, Hardi Achmad, Muhammad Nur, Shiddiq Waluyo WR, Dedi Hermanto, dan Hansyah.
Meski telah resmi dideklarasikan, lembaga ini belum menjelaskan secara rinci program kerja jangka pendek maupun struktur organisasi yang akan dijalankan. Publik pun menunggu kejelasan mengenai bentuk kelembagaan, alamat sekretariat, serta agenda konkret yang akan dilakukan agar eksistensinya dapat dipertanggungjawabkan.
Deklarasi ini dinilai memiliki makna simbolis karena dilakukan pada momentum yang dianggap sakral, yakni Hari Kesaktian Pancasila. Selain itu, lokasi yang dipilih, Gedung Joang, juga sarat nilai historis sebagai saksi perjalanan bangsa.
Dengan mengusung nama besar Presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun, keberadaan Institut Jenderal Besar Soeharto dipastikan akan menjadi catatan tersendiri dalam jejak digital sejarah bangsa. Bagi sebagian pihak, momen ini juga membuka ruang perbandingan antara sosok Soeharto dan Proklamator RI, Ir. Soekarno.
Pewarta: *(EMN.TimRed)*.