Dewan Penasehat Spiritual DPP LSM ELANG MAS Jacob Ereste : IPHI Usulkan Dam Tamattu’ Dapat Bermanfaat Untuk 21 Juta Stunting di Indonesia
Jakarta,-Elangmasnews.com – Seminar Nasional dan Rakernas ke-2 IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia), pada hari Selasa, 29 Juli 2025, di The Lumire Hotel, Convention Center, Jakarta Pusat.
Acara seminar membahas pelaksanaan Dam Haji Tamattu’ di luar Tanah Haram dengan pendekatan maqashid syariah. Dan adanya peluang fiqhiyah dengan pendekatan maslahat dan istihsan yang memungkinkan pembayaran Dam di tanah air, Indonesia.
Sehingga IPHI bersama MUI menjadi mitra dalam menyusun fatwa atau pendapat kolektif mengenai usulan pelaksanaan Dam Tamattu’ ini di Indonesia.
Gagasan pemikiran Dam Tamattu’ ini, menurut Ketua Umum IPHI, Dr. Ur. H. Erman Suparno, MBA., M.Si atas pertimbangan kondisi objektif di Indonesia, adanya 21 juta anak-anak stuting yang perlu mendapat perhatian.
Sebanyak 200 ribu lebih jemaah haji dari Indonesia, artinya dapat menyediakan 200 ribu hewan yang disembelih untuk dapat memperbaiki gizi bagi 21 juta anak-anak Indonesia yang dalam kondisi stunting sekarang ini.
Prof. Dr. H. Jimly Ashiddiqie SH., MH berkenan memberi sambutan berjudul “Fatwa Haji” sekaligus diminta untuk membuka acara langsung dari Erman Suparno.
Umat Islam di dunia sekarang sudah lebih dari 2 miliar. Pada tahun 2070 diperkirakan mencapai 3 miliar orang. Tapi kuota untuk jemaah gaji keseluruhan baru mampu menampung 3 juta orang.
Fenomena Anti Islamophobia di Eropa, juga dibarengi dengan berubahnya 500 rumah ibadah menjadi masjid. Jadi masalah gaji, kata Jimly Ashiddiqie sungguh serius, sebab antrean untuk berangkat haji dari Sulawesi Selatan kini garis menunggu 49 tahun. Meski dari daerah lain lebih banyak yang garis antri 30 hingga 40 tahun lamanya.
Sedangkan tentang Dam Tamattu’ sendiri di Mekkah sekarang sudah mencapai jutaan ton daging hewan sembelihan setiap tahun yang berasal dari jemaah haji. Potensi dari Dam Tamattu’ ini sekarang dari Mekkah sudah bisa dikirimkan ke berbagai negara yang sangat membutuhkannya, tandas Jimly Ashiddiqie.
Untuk materi seminar, Jimly Ashiddiqie juga mengusulkan Jepara IPHI membicarakan juga perlu adanya fatwa yang bersifat global, internasional. Agar fatwa dari Indonesia — sebagai umat Islam terbesar di dunia — dapat menjadi panutan dunia juga. (*)