Magelang – elangmasnews.com,- Candi Borobudur bukan sekadar mahakarya arsitektur peninggalan sejarah, melainkan juga perwujudan spiritual yang dalam, simbol arca Buddha dalam bentuk biara agung yang mengandung nilai-nilai kebijaksanaan tertinggi ajaran Buddha.
Sebagai Sugatagunagana Vihara, Borobudur merupakan himpunan Dharma — ajaran kebenaran tertinggi (*Agra Saddharma*) — yang dahulu hanya disampaikan kepada mereka yang telah siap secara spiritual.
Ajaran luhur ini diyakini sebagai obat mujarab bagi segala penyakit kehidupan, sebagaimana ditegaskan dalam karya Borobudur: Biara Himpunan Kebijakan Sugata oleh Dr. Hidaya Kandahjaya (Karaniya, 2021).
Di perkuat pula oleh Prasasti Kayumwungan yang menyebut amanat spiritual Raja Samaratungga dan putrinya, Pramodawardhani, pada 26 Mei 824 M, yang mencerminkan nilai-nilai mahajnanapunya, bhakti, dan buddhacarita— konsep-konsep yang dapat ditelusuri melalui kitab Sang Hyang Kamahayanikan.
Secara arsitektural dan simbolik, Borobudur dibangun sebagai Mandala, peta spiritual yang mewakili alam Dharma dalam tiga dimensi. Dari stupa induk di puncaknya hingga pita bhadrakala, di lantai dasar berbentuk persegi empat, semuanya menyiratkan filosofi Vajradhatu Mandala, gabungan dari mandala rahim dan vajra.
Lebih lanjut, struktur Borobudur mencerminkan sepuluh tingkat pencapaian Bodhisattva, selaras dengan ajaran Bhumisamphara dalam Prasasti Tri Tepusan.
Ini menegaskan bahwa Borobudur bukan hanya monumen, tetapi sarana praktik spiritual yang mendalam, seperti laku Sudhana atau Sakyamuni, yang tergambar dalam relief Gandhayudha.
Semua pelaku spiritual, tanpa memandang asal usul, diyakini dapat meraih pencerahan melalui “84.000 pintu dharma” yang disimbolkan dalam kompleks candi ini.
Sebagai warisan agung bangsa Nusantara yang kini menjadi bagian dari Indonesia merdeka, Borobudur memiliki potensi besar sebagai tempat ziarah spiritual lintas agama dan budaya.
Atas dasar itu, Sri Eko Sriyanto Galgendu, Pemimpin Spiritual Nusantara, terus mendorong agar Candi Borobudur ditetapkan sebagai pusat ziarah spiritual dunia.
Langkah ini diyakini akan memberikan nilai tambah spiritual, budaya, dan ekonomi yang besar bagi bangsa Indonesia, serta menegaskan posisi Borobudur sebagai satu-satunya situs warisan dunia yang tiada bandingannya. (Red)