Anak Asuh Kapolri Muhammad Ja’far Hasibuan Juara 1 Inovasi Pemberdayaan Masyarakat Dies Natalis FKM USU ke-32 Sejak 2016 Ungguli Praktisi Kesehatan di Tingkat International, Nasional dan Provinsi

Anak Asuh Kapolri Muhammad Ja’far Hasibuan Juara 1 Inovasi Pemberdayaan Masyarakat Dies Natalis FKM USU ke-32 Sejak 2016 Ungguli Praktisi Kesehatan di Tingkat International, Nasional dan Provinsi
Spread the love

MedanElangmasnewa.com – Sosok inspiratif kembali lahir dari Universitas Sumatera Utara. Muhammad Ja’far Hasibuan, mahasiswa baru semester I Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU), berhasil meraih Juara Pertama Lomba Inovasi Pemberdayaan Masyarakat dengan penghargaan The Most Impactful Innovation pada peringatan Dies Natalis FKM USU ke 32 Tahun 2025.


Penghargaan tersebut diberikan atas inovasi Ja’far melalui program Pengobatan Massal Gratis di Indonesia dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan di Desa Marendal I, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang. Program ini dinilai mampu memberikan dampak nyata dan langsung kepada masyarakat, khususnya bagi warga yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan.

Melalui kegiatan tersebut, ratusan warga memperoleh layanan pemeriksaan kesehatan, konsultasi, serta pengobatan tradisional berbasis formula herbal hasil riset Ja’far, yakni Biofar SS.


Meski memiliki latar belakang pendidikan S1 Konseling, dedikasi dan ketekunan Ja’far di bidang kesehatan tradisional dan bioteknologi telah mengantarkannya meraih berbagai penghargaan internasional.

Karyanya mendapat pengakuan di lebih dari 194 negara, termasuk predikat Juara Dunia Penelitian Medis pada ajang internasional di Tiongkok, mengungguli praktisi kesehatan tingkat nasional maupun internasional.

Biofar SS yang ditemukan Ja’far dikenal sebagai produk herbal kelas dunia dan telah mengantarkannya menorehkan prestasi pada kompetisi sains di Tiongkok, Eropa, dan sejumlah negara lainnya. Ia pun kerap disebut sebagai ilmuwan muda Indonesia yang mampu memadukan kecerdasan ilmiah dengan kepedulian sosial.

Di tengah capaian prestasi ilmiah tersebut, Ja’far memilih tetap berpijak pada jalur pengabdian. Sejak 2016, ia secara konsisten memberikan pengobatan dan obat gratis kepada masyarakat kurang mampu, baik secara langsung melalui klinik gratis di Medan maupun secara daring dengan jangkauan luas hingga luar negeri.

Baca Juga  Ketua APJATI Sumut Menghimbau Masyarakat Tidak Bekerja Keluar Negeri Secara Non Prosedural


“Bagi saya, inovasi bukan hanya soal gagasan, tetapi sejauh mana manfaatnya bisa dirasakan masyarakat. Ilmu yang tidak dibagikan adalah ilmu yang mati,” ujar Ja’far.

Selain itu, Biofar SS juga diupayakan untuk dikembangkan secara industri dengan melibatkan masyarakat sekitar, sehingga tetap sejalan dengan prinsip pemberdayaan rakyat dan penguatan produk lokal. Dosen FKM USU, Sri Rahayu Sanusi, SKM., M.Kes., Ph.D., menilai kiprah Ja’far sebagai cerminan nyata kolaborasi antara ilmu, empati, dan pengabdian. “Apa yang dilakukan saudara Ja’far merupakan ruh dari kesehatan masyarakat, yakni menghadirkan ilmu yang benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat,” katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Desa Marendal I, Ir. Ardianto, yang mengapresiasi program pengobatan gratis tersebut karena sangat membantu warganya. Perjalanan hidup Ja’far menjadi inspirasi tersendiri. Sejak kecil ia terbiasa bekerja demi membiayai sekolahnya, bahkan pernah merasakan hidup dalam keterbatasan ekstrem. Pengalaman tersebut membentuk tekadnya untuk mendedikasikan ilmu bagi masyarakat yang kurang beruntung.
Dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat, khususnya di Desa Marendal I, Ja’far bahkan mengalokasikan dana pribadi dari beasiswanya. Baginya, pengabdian bukan soal popularitas, melainkan tanggung jawab moral seorang ilmuwan. Ja’far juga menyampaikan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atas beasiswa dan dukungan berupa alat serta bahan penelitian yang membantunya melanjutkan studi S2 di USU dan terus berkarya.

Muhamamd Ja’far Hasibuan sudah ada tanda tanda berbakat sejak sekolah dasar yang mana ia membiayai sekolahnya sendiri dari kelas 4 sudah aktif kegiatan masyarakat di undang ceramah setiap acara desa ia sambil kerja angkut barang pakai beco (sorong) di pasar aek godang setelah itu dia masuk pondok pesantren pas di kelas 2 Tsyanawiyah dia diambil uwaknya karena mendengar informasi anak berbakat takut putus sekolah dia mengelola usaha uwaknya bidang keuangan setelah tammat Madrasyah Aliyah dia memutuskan merantau saat itu di larang uwaknya, setalah kuat tekad baja memberanikan merantau ke medan lalu uwaknya memberikan ongkosnya aja 70 ribu lalu berpesan merantau harus jujur kalau ada uang jatuh jangan diambil sambil meneteskan air mata, berangkatkah ke medan

Baca Juga  Rapat Paripurna ke-XLVIII DPRD OKU Sahkan KUA-PPAS APBD 2026

Dalam melakukan pengabdian masyarakat di Indonesia utamanya di desa Marendal I ja’far mempersiapkan dari sumber dari dana beasiswanya sekitar 20 juta kantong beasiswa pribadi mengadakan pengabdian masyarakat karena niat bukan untuk cari nama pengaruh besar saya dalam memotivasi generasi muda di Indonesia saya yakin kita jadi Negara Superpower (Adidaya) bisa melebihi America, china erofa dari negara sudah maju jika Mahasiswa dapat mengaplikasikan karyanya jadi setiap Mahasiswa atau pneliti itu wajib ada karya dapat di massalkan kepada masayarakat karena banyaknya peneliti di Indonesia gagal akibat tidak mampu mengembangkan penelitian setelah mendapat kucuran dana dari kementrian olah data hanya mentok di kertas setelah itu tidak bisa di aplikasikan secara massal gratis ke masyarakat dampak nya tidak ada kemajuan coba setiap peneliti itu berdampak nyata kita menjadi negara herbat.


Meski telah dikenal di tingkat nasional dan internasional, Ja’far menegaskan akan tetap fokus pada riset berbasis masyarakat dan pengabdian langsung. “Semakin tinggi prestasi yang kita raih, semakin besar pula tanggung jawab untuk kembali dan mengabdi kepada masyarakat,” tutupnya.

Pengumuman pemenang tersebut berlangsung pada, Rabu (26/11/2025) di Kampus USU, Medan, disaksikan oleh civitas akademika dan tamu undangan.

(Red)


Spread the love

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *