Medan,Elangmasnews.com,Kasat Narkoba Polres Batubara, AKP Ramses Panjaitan, diterpa isu serius. Ia diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang pegawai harian lepas (PHL) Satres Narkoba berinisial A alias P (23), warga Kabupaten Batubara. Informasi ini mencuat ke publik setelah korban dikabarkan mengalami trauma hingga berhenti masuk kerja selama tiga pekan terakhir.
Peristiwa memalukan itu disebut terjadi sekitar tiga minggu lalu di ruang kerja Kasat Narkoba. Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban saat itu mendapat perintah untuk masuk ke ruangan dan menggunting kuku atasannya. Karena merasa tidak enak menolak, korban mengikuti instruksi tersebut.
Namun, di luar dugaan, situasi berbalik tidak menyenangkan. Saat hanya berdua dengan korban di dalam ruangan, Kasat Narkoba diduga mulai melakukan tindakan tidak senonoh dengan meraba-raba bagian sensitif korban. Korban yang ketakutan lantas berusaha menghentikan aktivitas tersebut dan segera keluar dari ruangan.
Akibat insiden itu, korban mengalami tekanan psikologis yang berat. Sejak kejadian, korban tak lagi masuk kerja dan memilih berdiam diri di rumah. Kondisi ini memperkuat dugaan bahwa korban memang mengalami trauma akibat perlakuan atasan yang seharusnya memberi perlindungan.
Di sisi lain, AKP Ramses Panjaitan membantah keras tudingan tersebut saat dikonfirmasi wartawan. “Tidak benar, itu bohong. Itu informasi tidak benar,” tegasnya singkat. Meski demikian, kabar yang beredar di internal Polres Batubara menyebutkan adanya upaya penyelesaian non-hukum.
Sumber internal menyebut, Kasat Narkoba diduga mengutus seorang perwira, Ipda J. Simanjuntak, untuk menemui keluarga korban. Langkah ini ditengarai bertujuan agar persoalan tidak bergulir ke ranah pidana dan meredam pemberitaan di luar institusi kepolisian.
Sementara itu, Kapolres Batubara, AKBP Doli Nainggolan, hingga kini belum memberikan klarifikasi resmi. Berulang kali dikonfirmasi wartawan, Kapolres memilih diam sehingga publik bertanya-tanya mengenai sikap tegas institusi terhadap dugaan kasus yang melibatkan jajarannya.
Kasus ini pun menimbulkan keprihatinan di masyarakat. Banyak pihak menilai, bila benar dugaan itu, perbuatan tersebut mencederai kehormatan institusi kepolisian. Publik kini menunggu langkah transparan Polres Batubara dan Polda Sumut untuk memastikan penanganan yang adil, baik terhadap korban maupun terhadap terduga pelaku.
*(Tim / Red)*.