Dewan Penasehat Spiritual DPP LSM ELANG MAS Jacob Ereste : Paradox Indonesia Panduan Presiden Prabowo Subianto Untuk Memperbaiki Indonesia Menuju Era Emas 2045

Dewan Penasehat Spiritual DPP LSM ELANG MAS Jacob Ereste : Paradox Indonesia Panduan Presiden Prabowo Subianto Untuk Memperbaiki Indonesia Menuju Era Emas 2045
Spread the love

Dewan Penasehat Spiritual DPP LSM ELANG MAS Jacob Ereste : Paradox Indonesia Panduan Presiden Prabowo Subianto Untuk Memperbaiki Indonesia Menuju Era Emas 2045

Banten,-Elangmasnews.com – Pandangan kritis Prabowo Subianto yang mengurai kondisi ekonomi dan demokrasi di Indonesia yang dia tulis pada tahun 2017 berjudul “Paradox Indonesia” memapar kondisi kekayaan Indonesia dengan kemiskinan yang berbanding terbalik dengan kondisi yang seharusnya tercipta secara adil dan merata setidaknya dalam kesejahteraan minimal, tidak gali lubang dan menutup lubang dalam kehidupan sehari-hari warga bangsa Indonesia yang bergelimang diantaranya kekayaan yang hanya dimiliki oleh segelintir orang saja.

Prabowo Subianto mencatat bahwa sebagian besar kekayaan nasional dikuasai elit dimana 66 persen kekayaan dikendalikan oleh 10 persen mereka yang berkuasa dalam arti ekonomi maupun politik.

Karena itu, karya Prabowo Subianto ini mengkritik sistem demokrasi di Indonesia yang telah dikuasai oleh para pemilik modal. Akibatnya, pertarungan antara rakyat dengan elit ekonomi seperti Pandawa melawan Kurawa, karena para pemilik modal pun mampu membeli suara rakyat melalui model politik uang.

Yang tragis, aliran kekayaan Indonesia justru tumpah ke luar negeri, sehingga tidak bisa untuk ikut dinikmati oleh bangsa Indonesia. Ketika itu dia menyebut ada 11.000 triliun milik individu dan perusahaan Indonesia yang tersimpan di luar negeri, suatu jumlah yang lima kali lebih besar dari anggaran negara Indonesia.

Karena itu, Prabowo Subianto melihat jalan kemandirian ekonomi dan swasembada pangan, energi, dan air bersih meski kebocorannya sampai hari ini belum sepenuhnya dapat ditambal agar dapat menyuburkan ekonomi Indonesia dari pelbagai sektor yang meranggas dan kering kerontang.

Lalu industri lokal terus didorong untuk bergerak, meski tetap disandera oleh birokrasi yang terlanjur terkontaminasi oleh penyakit korup dan selalu ingin menggunakan kesempatan untuk memperkaya diri dengan cara apapun yang bisa dilakukan, termasuk dari bilik agama yang tidak lagi dianggap sakral dan terikat dengan ibadah.

Sehingga nilai tambah yang diharap mampu untuk mendayagunakan sumber daya alam dan menciptakan lapangan kerja belum tampak sampai nyaris setahun Prabowo Subianto berkuasa dengan Kabinet Merah Putihnya yang sudah bekerja keras, namun masih digelayuti oleh virus-virus lama peninggalan rezim sebelumnya yang sangat korup.

Bangunan berbasis desa yang diidolakan oleh Prabowo Subianto dalam gagasannya yang tertuang dalam buku “Paradox Indonesia” yang diharap menjadi fondasi kemandirian rakyat secara nasional masih berjalan ngesot, belum sepenuhnya bisa lepas landas kecuali sebagian dari bidang pertanian yang dimanfaatkan sepenuhnya oleh instansi Kepolisian Republik Indonesia untuk menebus citra buruk saat lebih banyak berkutat di perkotaan.

Gerakan ekonomi yang berbasis di pedesaan memang dapat meredakan ketimpangan ekonomi rakyat yang mampu membuat frekuensi secara nasional agar tidak menjadi gelombang kerusuhan.

Jadi lewat buku ini — sebagai tesis untuk kelulusan Prabowo Subianto dalam menjalankan kekuasaannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada periode 2024-2029 dapat menjadi acuan pembuktian, terutama dalam menghadapi sistem dan mentalitas korup yang terlanjur diwarisi dari rezim sebelumnya.

Karena itu langkah besar dalam transformasi — reformasi — atau bahkan revolusi bila perlu dilakukan untuk keluar dari sistem budaya penjajah yang mengkerdilkan sikap kesatria yang telah diperoleh melalui pendidikan khas tentara Republik Indonesia yang tangguh untuk tidak menyerah dalam kondisi apapun yang harus dihadapi dan diselesaikan.

Sikap konsisten pun — seperti dengan memulai kerja kabinet serta pembekalan untuk penyelenggara pemerintahan di daerah — pun sudah digodok di kawah candradimuka, Akademi Militer di Magelang.

Sehingga konsep terhadap amandemen UUD 1945 pun termuat dalam bentuk kritik yang sangat meyakinkan untuk segera dilakukan perbaikan, khususnya utuk ayat 4 dan 5 pasal 33 yang menurut Prabowo Subianto sebagai biang keladi dari ketimpangan ekonomi di Indonesia.

Sehingga seruan Prabowo Subianto untuk kembalinya konstitusi negara Indonesia ke naskah asli UUD 1945 versi 18 Agustus 1945 patut dan penting untuk didukung oleh segenap elemen bangsa yang mendambakan perubahan menuju kebaikan, keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Begitulah buku “Paradox Indonesia” sebagai tesis yang telah ditulis Prabowo Subianto sebagai panduan untuk memperbaiki Indonesia sukses menuju era emas 2045 yang sudah semakin mendekat bagi bangsa dan negara Indonesia untuk disaksikan dan dinikmati setelah satu abad kemerdekaan. (*)


Spread the love

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *