Pakatto, Bontomarannu ,ElangMasNews.Com – Kepala Desa Pakatto, yang seharusnya menjadi teladan dan pemimpin yang mengayomi warganya, kini berada di bawah sorotan tajam masyarakat. Dugaan kuat mencuat bahwa oknum Kepala Desa ini mengambil keuntungan besar dari Dana Desa (ADD) tahun 2024 tahap pertama. Salah satu proyek yang menjadi pusat perhatian adalah paving block di lorong Lasa sepanjang 158 meter, dengan anggaran sebesar Rp 168.718.000. Namun, fakta di lapangan mengindikasikan bahwa penggunaan anggaran ini jauh dari laporan pertanggungjawaban yang disampaikan.
Tim media SergapDirgantara7 mencoba mengkonfirmasi hal ini langsung melalui sambungan telepon. Alih-alih memberikan penjelasan yang transparan, Kepala Desa Pakatto justru menjawab dengan sikap arogan, “Apa lagi yang kamu mau tanyakan? Pekerjaan saya sudah bagus semuanya,” ungkapnya dengan nada meremehkan. Pernyataan ini jelas menunjukkan ketidakpedulian dan kurangnya penghargaan terhadap tugas jurnalis yang tengah mencari kebenaran demi kepentingan publik.
Dugaan kuat bahwa dana desa (ADD) dipangkas dalam setiap proyek pembangunan semakin menguat. Sebagai contoh, dalam proyek yang seharusnya bernilai Rp 10 juta, diperkirakan ada pemotongan dana dengan jumlah yang bervariasi. Fenomena ini diduga terjadi secara konsisten sejak Kepala Desa ini menjabat, mencakup proyek-proyek dari tahun 2020 hingga 2024, mulai dari ketahanan pangan, bibit ikan lele, hingga rabat beton.
Saat dikonfrontasi mengenai laporan pertanggungjawaban dana desa tahun 2022 hingga 2024, Kepala Desa tersebut tampak santai dan tidak menunjukkan rasa khawatir. Ia bahkan dengan bangga mengklaim bahwa desanya telah menerima Piagam Penghargaan Anti Korupsi. Namun, klaim ini hanya menambah kecurigaan, apalagi saat Kepala Desa tersebut menyebutkan bahwa ia memiliki saudara yang bertugas di Polda Sulsel, seolah-olah memberikan sinyal bahwa dirinya kebal dari jerat hukum.
Informasi yang semakin menguatkan dugaan ini adalah banyaknya proyek yang seharusnya membawa manfaat bagi masyarakat, namun justru terkesan hanya menjadi ajang penggerogotan dana desa. Dengan semakin banyaknya laporan mengenai pemotongan anggaran dan proyek-proyek yang tidak terealisasi dengan baik, masyarakat Pakatto kini menuntut agar pihak penegak hukum segera turun tangan dan melakukan investigasi menyeluruh.
Apakah kebenaran akan terungkap? Mampukah penegak hukum bertindak tegas? Masyarakat Pakatto menunggu dengan harap-harap cemas.
(Bersambung)
Redaksi: Deddy