Banten, epangmasnews.com,- 27 April 2025 — Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmennya untuk membersihkan sektor pertanian dari praktik mafia pangan, meski harus berhadapan dengan tekanan dari berbagai pihak, termasuk Wakil Presiden.
Saat menghadiri acara wisuda Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada Jumat, 14 April 2025, Amran mengungkapkan bahwa dirinya sempat ditegur karena menutup perusahaan yang diduga kuat menjadi sarang mafia beras. Namun, ia tetap teguh pada pendiriannya karena menilai tindakan itu diperlukan demi kepentingan petani dan kestabilan nasional.
Amran menyebut bahwa perusahaan tersebut terbukti melanggar aturan, dan teguran yang diterimanya justru menjadi sinyal adanya kekuatan besar yang bersembunyi di balik praktik mafia pangan. “Mereka harus dimusnahkan dari muka bumi, layak dikirim ke neraka,” tegas Amran di hadapan para wisudawan.
Langkah tegas itu tidak berhenti pada satu perusahaan saja. Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinannya telah menindak 50 pelaku mafia pangan, termasuk dalam sektor beras, pupuk, hingga minyak goreng. Sebanyak 20 di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan laporan langsung dari Kapolri kepada Amran.
Tak hanya eksternal, pembersihan juga dilakukan di internal Kementerian Pertanian, di mana sejumlah pejabat dicopot karena terbukti terlibat dalam jaringan mafia.
Dalam menghadapi ancaman krisis pangan global, Indonesia menunjukkan progres signifikan. Data dari BPS mencatat produksi sektor pertanian mengalami lonjakan sebesar 16,62 persen. Menurut Amran, ketahanan pangan menjadi fondasi utama stabilitas negara. “Jika harga beras tembus Rp20.000 per kilogram, negara bisa kacau,” ungkapnya.
Lebih jauh, perjuangan Amran Sulaiman dianggap sejalan dengan gerakan moral yang saat ini juga dilakukan oleh para aktivis pergerakan. Mereka berupaya menegakkan etika dan moral, salah satunya dengan mencari kepastian keaslian ijazah Presiden Joko Widodo di Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurut para aktivis, menjaga kejujuran dan nilai-nilai luhur bangsa sangat penting untuk memastikan generasi penerus memiliki fondasi spiritual yang kokoh.
“Perjuangan berbasis spiritual sangat diperlukan agar tidak terjebak pada kepentingan duniawi semata. Nilai-nilai ini harus diwariskan kepada generasi bangsa demi keberlangsungan Indonesia di masa depan,” ujar seorang aktivis dalam kesempatan terpisah.
Semangat perlawanan terhadap korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan mafia dalam berbagai sektor menjadi bagian penting dari upaya besar membangun Indonesia yang lebih bersih, adil, dan bermartabat.(Red)