Amran Sulaiman: Menteri Pertanian Tanpa Pamrih, Kecuali Demi Swasembada Pangan

Spread the love

Banten, elangmasnews.com,- 18 April 2025 – Kiprah Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman kembali mencuri perhatian publik setelah menunjukkan ketegasannya dalam memberantas mafia beras, bahkan ketika harus berseberangan dengan Wakil Presiden. Langkah berani ini dinilai sebagai bentuk keberanian dan integritas dalam menegakkan kebenaran demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Teguran dari Wakil Presiden atas kebijakan Amran pun menimbulkan tanda tanya besar. Masyarakat mulai mempertanyakan, ada apa di balik teguran tersebut? Apakah ada keterkaitan antara pihak tertentu dengan mafia pangan yang selama ini merugikan petani dan rakyat kecil?

Amran Sulaiman bukanlah sosok asing dalam dunia pertanian Indonesia. Lahir di Bone, Sulawesi Selatan pada 27 April 1968, Amran telah tiga kali dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertanian. Pertama kali ia menjabat pada 2014 hingga 2019, dan kini kembali dipercaya mengisi posisi strategis tersebut sejak 25 Oktober 2023 dalam Kabinet Presiden Prabowo Subianto.

Berlatar belakang pendidikan yang solid di bidang pertanian, Amran menyelesaikan studi sarjana, magister, dan doktoralnya di Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, dengan capaian akademik yang mengesankan. Bahkan, ia mencatatkan namanya sebagai penemu metode pengendalian hama yang berhasil mendapatkan lima hak paten, salah satunya adalah racun tikus bermerek “Tiran” – singkatan dari “Tikus Diracun Amran” – yang telah berkembang hingga mengelola sepuluh perusahaan dengan nilai pendapatan mendekati US$ 1 miliar pada 2014.

Kesuksesannya sebagai pengusaha pun tak terbantahkan. Lewat Tiran Group, Amran mengembangkan bisnis di berbagai sektor yang berfokus di wilayah Indonesia Timur. Tak heran jika laporan harta kekayaan terbaru yang dilaporkan ke LHKPN per 31 Maret 2024 menunjukkan total kekayaan mencapai Rp 1,43 triliun.

Namun, di tengah kekayaan dan kesuksesan itu, Amran membuktikan bahwa jabatan baginya bukan sekadar prestise. Ia tampil sebagai pemimpin yang berorientasi pada misi, bukan ambisi. Target swasembada pangan yang ia canangkan mencakup empat komoditas utama: beras, jagung, kedelai, dan gula. Salah satu program utamanya adalah revitalisasi sistem irigasi di 11 provinsi untuk mendukung produktivitas pertanian nasional.

Sebagai keturunan bangsawan Bugis – dengan gelar “Andi” yang melekat sebagai warisan darah biru – Amran juga menunjukkan teladan moral dan keberpihakan pada rakyat kecil. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa langkah-langkahnya dalam membasmi mafia pangan bukan untuk mencari pujian, melainkan untuk membebaskan petani dari jeratan tengkulak dan rentenir.

Sikapnya yang tidak gentar menghadapi risiko politik, termasuk kemungkinan pemecatan, menunjukkan bahwa ia memegang prinsip kebenaran lebih tinggi dari jabatan. Menurutnya, jabatan bisa datang dan pergi, tapi keberpihakan pada rakyat adalah komitmen yang tak boleh luntur.

Amran juga dikenal sebagai figur yang religius dan dermawan, yang menjadikan hartanya sebagai alat untuk mengabdi, bukan untuk dipuja. Sikap ini menjadikannya salah satu tokoh teladan nasional dalam birokrasi, kewirausahaan, dan kepemimpinan etis.

Menjelang ulang tahunnya yang ke-57 pada 27 April 2025, sosok Amran Sulaiman layak diapresiasi sebagai pelayan rakyat sejati, yang menjadikan kementeriannya sebagai ladang pengabdian, bukan ladang kekuasaan. Semoga keberanian dan integritasnya menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa untuk terus berjuang demi kedaulatan pangan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.(Red)


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights