Pecenongan, elangmasnews.com,- 14 April 2025 — Kehadiran Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) diyakini akan menjadi penggerak utama dalam membangkitkan ekonomi desa dan meneguhkan peran UKM dan UMKM sebagai soko guru perekonomian nasional. Dicanangkan akan resmi diluncurkan pada 12 Juli 2025 bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional, KDMP diharapkan mampu memutus mata rantai ketergantungan rakyat terhadap rentenir, lintah darat, dan pengijon yang selama ini menjerat ekonomi desa.
Sebagai program strategis nasional, pemerintah menargetkan pendirian 52 ribu KDMP baru di seluruh Indonesia untuk melengkapi 32 ribu Koperasi Unit Desa (KUD) yang masih aktif dan berfungsi. Dengan total jumlah desa di Indonesia mencapai 83 ribu, data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa terdapat 52 ribu desa yang belum memiliki koperasi aktif. Pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp 400 triliun untuk mewujudkan target ini, di mana tahap awal telah dikucurkan melalui Danantara sebesar Rp 39 triliun, hasil dari efisiensi anggaran pemerintah atas instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto.
“Transformasi Ekonomi Desa”
Menurut Jacob Ereste, KDMP tidak hanya berperan sebagai penyedia kebutuhan dasar bagi petani, nelayan, dan pelaku usaha rumah tangga, tetapi juga menjadi pusat distribusi dan pemasaran produk lokal. Dari makanan, minuman, kerajinan tangan, hingga karya seni khas desa, KDMP diharapkan menjadi wadah pelestarian budaya sekaligus mendorong ekspor produk unggulan desa ke pasar internasional.
“Orientasi KDMP bukan sekadar mencari keuntungan, tetapi menjadi katalisator pembangunan ekonomi kerakyatan yang merata dan berkeadilan,” ujar Jacob. “Ia menjadi penghubung, penyedia jasa, dan jaringan pemasaran bagi hasil kerja rakyat.”
Koperasi Desa Merah Putih juga diharapkan menjadi penopang ketahanan dan pertahanan pangan nasional. Dengan memanfaatkan potensi lokal seperti kain tapis dari Lampung, ulos dari Sumatera Utara, kerajinan sulaman dari Sumatera Barat, dan sarung dari Samarinda, serta hasil bumi seperti kopi, pisang, jagung, dan buah-buahan, setiap desa didorong untuk memiliki produk unggulan yang mampu bersaing secara nasional bahkan global.
“Mendukung Kemandirian Bangsa”
Kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk mengurangi ketergantungan terhadap barang impor dan mendorong pemanfaatan sumber daya lokal menjadi bagian integral dari strategi kemandirian bangsa. Hal ini juga merupakan respons positif terhadap dinamika global, termasuk perang tarif yang dipicu oleh Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump.
“Sikap arogan itu harus dijawab dengan ketangguhan kita sendiri,” tambah Jacob Ereste. “KDMP adalah bentuk nyata bahwa rakyat Indonesia mampu mandiri dan berdaya.”
“Penguatan UKM dan UMKM sebagai Pilar Ekonomi”
Sri Eko Sriyanto Galgendu, seorang pengusaha nasional, menyatakan dukungannya terhadap KDMP yang dinilai mampu membangkitkan UKM dan UMKM sekaligus menanggulangi praktik monopoli yang kerap menghantui sektor usaha kecil. Ia menyebut, meskipun UMKM berskala lebih kecil dibanding UKM, namun perannya dalam pemerataan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja sangat vital.
“UMKM adalah garda terdepan dalam mempertahankan dan memulihkan perekonomian nasional,” ujarnya. “KDMP akan menjadi rumah besar tempat mereka bertumbuh dan berkembang.”(Red)